oleh hilman idham,
Sehari menjelang pilihanraya kampus, suasana masih lagi sunyi tanpa semangat merayakan demokrasi yang sepatutnya ada dalam diri setiap anak muda bergelar mahasiswa. Politik kampus masih lagi menjadi medan pertempuran anak muda yang seharusnya membawa inspirasi mahasiswa.
Pilihanraya kampus ini bakal menyaksikan pertembungan calon-calon yang menjadi caturan sistem dan caturan mahasiswa sendiri. Berhujah soal pertembungan ini, umpama berhujah tentang pertarungan Tuah dan Taming Sari. Liuk lentuk Taming Sari mengelak tikaman begitu hebat namun apakah kekebalan yang ada itu mampu menjamin segalanya? Usaha sekarang adalah memastikan Taming Sari menelusuri sejarah lepas, mati ditikam kebal sendiri.
Mengapa kita harus menolak calon sistem?
Kampus adalah persekitaran yang terbaik bagi mahasiswa mencatur dan merangka soal masa depan mereka. Soal masa depan mahasiswa di kampus tidak seharusnya dikompromi sama sekali. Masa depan kampus dan negara seharusnya terletak di tangan mahasiswa sendiri. Pencaturan sistem hanya bakal menyekat kebebasan mahasiswa dalam berfikir secara kritikal dan merencana soal masa depan mereka. Bukan hanya menyekat bahkan memandulkan pemikiran mahasiswa.
Calon mahasiswa adalah proksi kepada mahasiswa di kampus. Mereka dicaturkan sendiri oleh mahasiswa bagi membawa satu perubahan dalam suasana kemandulan intelektual di kampus yang amat dashyat. Mengapa ini terjadi? Kerana konstruksi pemikiran mahasiswa itu dibentuk agar mengikut kisah Arjuna sistem semata-mata. Calon sistem adalah proksi yang hanya akan bertanggungjawab kepada sistem semata-mata. Maka sistem yang yang berkepentingan akan bertuhankan matlamat yang menghalalkan cara untuk merealisasikan impian mereka dalam usaha memperhebatkan pengeluaran industri penciptaan patung-patung yang hanya mengangguk ketika membuat keputusan.
Masa depan negara 20 tahun akan datang terletak di bahu mahasiswa pada hari ini. Jika sehingga ke hari ini mahasiswa masih lagi dijadikan Arjuna yang digayakan Pak Dogol, maka proses pemandulan itu akan lebih baik. Mahasiswa harus diajar bagaimana cara merencana, mencatur dan memikirkan masa depan di kampus dahulu sebelum membuat keputusan negara di masa depan. Sekiranya drama Arjuna ini masih menguasai gelanggang, maka pakej penghasilan pemimpin masa depan yang berkualiti turut dimandulkan.
Maka, calon sistem harus ditolak habis-habisan oleh mahasiswa. Teguhkan pendirian dengan satu agenda perubahan memperkasakan mahasiswa. Pastikan setiap undi kita bersama calon mahasiswa kerana mahasiswa itu mampu berdiri atas caturan yang bebas dan tidak terikat dalam agenda memasung intelektual dengan matlamat memandirkan masyarakat kampus. Bersatu berubah dengan setiap undi untuk perubahan!
Pilihanraya kampus ini bakal menyaksikan pertembungan calon-calon yang menjadi caturan sistem dan caturan mahasiswa sendiri. Berhujah soal pertembungan ini, umpama berhujah tentang pertarungan Tuah dan Taming Sari. Liuk lentuk Taming Sari mengelak tikaman begitu hebat namun apakah kekebalan yang ada itu mampu menjamin segalanya? Usaha sekarang adalah memastikan Taming Sari menelusuri sejarah lepas, mati ditikam kebal sendiri.
Mengapa kita harus menolak calon sistem?
Kampus adalah persekitaran yang terbaik bagi mahasiswa mencatur dan merangka soal masa depan mereka. Soal masa depan mahasiswa di kampus tidak seharusnya dikompromi sama sekali. Masa depan kampus dan negara seharusnya terletak di tangan mahasiswa sendiri. Pencaturan sistem hanya bakal menyekat kebebasan mahasiswa dalam berfikir secara kritikal dan merencana soal masa depan mereka. Bukan hanya menyekat bahkan memandulkan pemikiran mahasiswa.
Calon mahasiswa adalah proksi kepada mahasiswa di kampus. Mereka dicaturkan sendiri oleh mahasiswa bagi membawa satu perubahan dalam suasana kemandulan intelektual di kampus yang amat dashyat. Mengapa ini terjadi? Kerana konstruksi pemikiran mahasiswa itu dibentuk agar mengikut kisah Arjuna sistem semata-mata. Calon sistem adalah proksi yang hanya akan bertanggungjawab kepada sistem semata-mata. Maka sistem yang yang berkepentingan akan bertuhankan matlamat yang menghalalkan cara untuk merealisasikan impian mereka dalam usaha memperhebatkan pengeluaran industri penciptaan patung-patung yang hanya mengangguk ketika membuat keputusan.
Masa depan negara 20 tahun akan datang terletak di bahu mahasiswa pada hari ini. Jika sehingga ke hari ini mahasiswa masih lagi dijadikan Arjuna yang digayakan Pak Dogol, maka proses pemandulan itu akan lebih baik. Mahasiswa harus diajar bagaimana cara merencana, mencatur dan memikirkan masa depan di kampus dahulu sebelum membuat keputusan negara di masa depan. Sekiranya drama Arjuna ini masih menguasai gelanggang, maka pakej penghasilan pemimpin masa depan yang berkualiti turut dimandulkan.
Maka, calon sistem harus ditolak habis-habisan oleh mahasiswa. Teguhkan pendirian dengan satu agenda perubahan memperkasakan mahasiswa. Pastikan setiap undi kita bersama calon mahasiswa kerana mahasiswa itu mampu berdiri atas caturan yang bebas dan tidak terikat dalam agenda memasung intelektual dengan matlamat memandirkan masyarakat kampus. Bersatu berubah dengan setiap undi untuk perubahan!